Jangan lewatkan penjelasan Prolam di KCJ pada Minggu, 31 Februari 2016 ini!
Belajar Dharma serius? Bersertifikat? Yes!
Jangan lewatkan penjelasan Prolam di KCJ pada Minggu, 31 Februari 2016 ini!
Belajar Dharma serius? Bersertifikat? Yes!
Sebuah kehormatan bahwa tahun ini Kadam Choeling Jakarta (KCJ) mendapatkan kesempatan untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah rakernas Kadam Choeling Indonesia (KCI).
Acara ini berlangsung tanggal 16-17 Januari 2016 dengan peserta 30-40 orang. Hari pertama berlangsung mulai pukul 09.00-20.00 WIB. Acara dimulai dengan memperkenalkan masing-masing yayasan maupun badan-badan dalam KCI. Setelah itu dilanjutkan dengan rapat koordinasi antar masing-masing badan kelengkapan dan yayasan untuk program kerja yang membutuhkan koordinasi.
Pada hari kedua masing-masing yayasan dan badan mempresentasikan program kerjanya masing-masing di tahun 2016 dan pencapaiannya di tahun 2015 di hadapan pimpinan tertinggi KCI, yakni Suhu Bhadra Ruci. Acara di hari kedua ini berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 22.00 WIB. Meskipun acara berlangsung cukup panjang, semangat peserta tetap tinggi hingga acara selesai.
Semoga rakernas 2016 ini dapat menjadi titik semangat baru bagi anggota KCI untuk lebih berkembang menjadi jauh jauh lebih baik.
Bulan Januari 2016 ini dimulai dengan sharing dari Tim Sumati Kirti mengenai teaching dari Suhu Bhadra Ruci pada Maha Pranidhana Puja 2 pada bulan Desember 2015 lalu.
Kadam Choeling Indonesia artinya pusat belajar aliran Kadampa. Di sini anak-anak belajar Dharma, Dharma Center.
KCI bukan toko, melainkan sekolah.
Di sini orang-orang datang bukan saat ada masalah saja dan setelah masalah hilang tidak datang, namun orang-orang datang juga saat keadaan baik. Di saat ke depannya, ketika anak-anak KCI menemukan masalah apa pun, mereka bisa mengatasi segala masalahnya dengan bekal yang mereka dapat selama belajar di KCI.
Dulu selama kita kuliah, kita menghabiskan waktu banyak untuk belajar kuliah. Apakah kita pernah menghabiskan waktu untuk belajar Dharma?
Kita perlu bertanya terlebih dahulu, apa pentingnya Dharma untuk kita?
Adakah yang setelah belajar Dharma menjadi lebih baik? Menjadi berkurang marahnya, menjadi lebih sabar?
Kalau begitu, kita seharusnya lebih banyak put an effort di belajar Dharma.
Selama ini kita belajar tekstual, dan itu harus dimasukkan ke hati, bukan hanya di otak saja, sehingga kita bisa berubah.
Gubernur KCJ mengingatkan kembali bahwa di tahun 2015 lalu kita tak bisa bertemu dengan Guru kita karena kesehatan memburuk.
Kita belajar saling bergantungan dan karma (aksi-reaksi) ada Guru ada murid, ada murid maka akan ada guru. Kemarin Guru tak bisa datang, apakah karena Gurunya yang tak sanggup? Atau karena kita yang tak sanggup menerima ajaran dari Guru?
Kita harus benar benar belajar lebih banyak agar dapat menjadi wadah yang sanggup menerima ajaran dari Guru.
Di tahun 2016 ini kita harus serius untuk belajar Dharma, bersyukur KCJ merupakan center pilot dimana akan diadakan program dari Sumati Kirti, yaitu Program Pembelajaran Lamrim (Prolam), info lebih lanjut akan segera dikeluarkan.
Belajar serius ini bukan hanya jargon main-main saja, tapi kita harus serius memandang hidup kita. Kita boleh bekerja, bermain, dll, tapi kita harus tetap punya tujuan hidup, yaitu memperjuangkan spiritual. Bekerja dan hal lainnya menjadi pelengkap kita mencapai tujuan itu. Segala sesuatu harus menunjang spiritual, bukan sebaliknya.
Di tahun ini kita harus buat resolusi, kita harus meletakkan itu jadi yang utama, dia prioritas, menjadi nomer satu. Kita harus lebih disiplin terhadap diri kita.
Kalau kita belajar serius, ada sesuatu yang berubah di diri kita, komunitas kita dan bahkan kita bisa sampai menyebarkan Lamrim ke nusantara. Ini sesuai dengan harapan Guru-guru kita.
Jadi, semangat semua! 😁