Friday, December 11, 2015

MAHAPRANIDHANA PUJA 2 - PENUHI AKHIR TAHUN DENGAN KEBAJIKAN

Tak terasa kini kita telah memasuki bulan Desember di tahun 2015. Kita akan segera meninggalkan tahun 2015 ini dan memulai tahun 2016 dengan segala semangat dan resolusi yang baru. Namun sebelum kita membuat resolusi kita harus melihat kembali apa saja yang telah dilakukan di tahun ini. Satu pertanyaan besar yang perlu benar-benar kita pikirkan adalah sudahkah saya melakukan hal yang bermakna di tahun ini?

Kita dapat mengatakan ‘Saya mencapai naik jabatan di pekerjaan saya, mendapatkan pekerjaan, lulus kuliah, jalan-jalan ke luar negeri, dsb.’ Benar, itu sebuah pencapaian, secara duniawi. Akan tetapi, apakah kita sudah melakukan hal bermakna secara spiritual? Apakah kita sudah mengumpulkan karma baik atau menghindari melakukan karma buruk?

Apakah saya melakukan donasi besar terhadap suatu vihara? Apakah saya membangun stupa? Apakah saya melakukan pengumpulan doa dan mantram? Apakah saya mengisi keseharian saya dengan aktivitas bajik?

Kita perlu merenungkan dengan sungguh-sungguh hal ini. Kemanakah bekal yang kita kumpulkan akan membawa kita di kehidupan mendatang?

Kita bisa mencoba melihat dari aktivitas keseharian kita di tahun 2015 ini. Apakah kita hanya melakukan aktivitas bajik yang menciptakan karma baik? Ataukah kita justru dipengaruhi kekotoran batin dan melakukan dalam karma buruk?

Dipengaruhi keyakinan, kita melakukan puja bakti kepada Buddha. Dipengaruhi kesabaran, kita tidak marah ketika orang yang menghina kita. Dipengaruhi kemurahan hari, kita memberi makan pengemis yang kelaparan atau berdonasi terhadap Sangha. Dipengaruhi semangat, kita menjalankan komitmen pengumpulan doa dan mantram atau mengumpulkan paramita. Dipengaruhi cinta kasih kepada semua mahkluk, kita memanfaatkan setiap momen dalam hidup kita untuk berjuang dalam jalan menuju pencerahan.

Dipengaruhi kebencian, kita mungkin membunuh nyamuk-nyamuk yang menggigit kita atau berniat menyakiti orang lain. Dipengaruhi keserakahan, kita mengambil tanpa ijin barang milik teman kita atau berniat mengambil uang orang tua kita. Dipengaruhi kemarahan, mengucapkan kata-kata kasar kepada orang tua atau orang yang memotong jalan kita ketika menyetir mobil. Dipengaruhi kemalasan, bergosip dan menghabiskan waktu untuk kata-kata tidak berguna atau menolak menolong orang yang meminta bantuan pada kita.

Setelah perenungan yang sungguh-sungguh, apabila kita menemukan bahwa kita lebih banyak mengumpulkan karma baik dalam keseharian kita, kita harus bermudita dan bersemangat mengumpulkan kebajikan. Namun apabila kita cenderung menemukan bahwa kita lebih banyak mengumpulkan karma buruk, kita harus segera melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.

“Jangan pikir bahwa perbuatan buruk
Sekecil apapun tidak akan mengejarmu.
Sama seperti bejana besar dipenuhi
Oleh tetesan-tetesan air,
Begitu pula orang bodoh dipenuhi kesalahan
Yang dihimpun sedikit demi sedikit.”
~Udana-varga

Kadam Choeling Indonesia mengundang Anda untuk melakukan suatu kegiatan yang luar biasa bermanfaat di akhir tahun 2015 ini. Mempertemukan dua tradisi Buddhis, yaitu Cina dan Tibet. Selama kurang lebih satu minggu, ratusan orang berkumpul dan bersama-sama melafalkan kitab Liang Huang Pao Can (Doa Pertobatan Kaisar Liang) serta puja Tibetan yang terdiri atas pujian kepada Arya Tara dan puja Enam Belas Arahat, ditutup dengan pelimpahan jasa kepada sanak keluarga baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Secara khusus, pelafalan Liang Huang Bao Can bermanfaat untuk mengikis tumpukan karma buruk yang akan menghambat kehidupan kita sekarang maupun kehidupan mendatang. Pujian kepada Arya Tara melindungi kita dari bahaya, menyembuhkan penyakit, dan memenuhi segala kebutuhan kita dalam perjalanan mencapai pencerahan. Puja Enam Belas Arahat mengingatkan kita pada kualitas keenambelas Arahat yang menerima instruksi Sang Buddha untuk meninggalkan sikap mementingkan diri sendiri dan menetap dalam samsara demi kebahagiaan semua makhluk.
Jangan lewatkan kesempatan mengumpulkan kebajikan dan purifikasi yang ekstensif di Mahapranidhana Puja 2015, 23-31 Desember 2015 di Villa Istana Bunga, Lembang, Bandung.  Pendaftaran dapat dilakukan dengan melalui link: http://www.kadamchoeling.or.id/pray4rpc
Info lebih lanjut:
retret@kadamchoeling.or.id
Frans (+62813 8008 8566)
Afriyandi (+62897 8797 017)

Sarwa Manggalam.

Thursday, December 10, 2015

All Roads Lead to This

Artikel ditulis oleh Yanto Tanuwijaya

Yes.. All roads lead to this yaitu kematian. Kedengarannya sangat pesimis sekali. Tapi jangan khawatir, sebenarnya ini adalah artikel yang sangat optimis. Keep reading..

Ketika kita berbicara mengenai kematian, tentu saja kita harus membicarakan tentang kehidupan juga. Ini adalah dua sisi mata uang yang sama dan tentu saja sangat berkaitan erat. Mengapa sangat berkaitan erat? Bukannya dua hal ini adalah dua peristiwa yang sangat berbeda?

Karena kematian akan mempengaruhi kehidupan dan juga sebaliknya, kehidupan akan mempengaruhi kematian. Ketika kita mengalami sebuah kejadian yang hampir merenggut nyawa kita, apakah itu sebuah kecelakaan atau vonis dokter yang mengatakan kita tidak akan hidup lebih lama lagi, tingkah laku kita akan berubah. Kita akan memikirkan hal yang berbeda dari kehidupan kita.

Kita akan memikirkan bagaimana kehidupan kita. Apa yang sudah saya lakukan dalam kehidupan ini? Apakah banyak yang baik atau banyak yang buruk? Kita mencoba mencari cara untuk memanfaatkan kehidupan yang kita punya sekarang. Sebelum waktunya habis.

Banyak orang yang mengalami perubahan setelah mereka mengalami kejadian-kejadian seperti ini. Kebanyakan adalah hal-hal yang positif. Bukan menjadi mendendam tapi malah menjadi lebih memaafkan. Bukan membenci malah menjadi berwelas asih. Ini adalah transformasi positif terhadap kehidupan kita dari kejadian hampir meninggal.

Oleh karena itu, salah satu yang harus direnungkan setiap hari adalah mengenai kematian khususnya kematian kita sendiri. Jika melihat sebuah fenomena kematian, apakah di koran atau melihat ada makhluk yang mati, kita harus merefleksikan fenomena kematian itu terhadap diri kita sendiri. Kita tahu bahwa kita juga pasti akan mati dan kita juga tidak dapat menentukan kapan kita akan mati.

Sebuah kutipan dari Kumpulan Ucapan-ucapan yang Menggembirakan yang bisa dilihat pada Pembebasan di Tangan Kita jilid 2:

Diantara sekian banyak orang yang terlihat saat fajar,
Beberapa di antaranya tidak akan terlihat lagi ketika malam menjelang
Di antara banyak orang yang terlihat pada malam hari
Beberapa di antaranya tidak akan terlihat lagi ketika subuh menjelang

Kutipan ini benar-benar menggambarkan kondisi kita saat ini. Kita tidak mempunyai kontrol sama sekali atas kematian kita. Kita belum bisa lepas dari kematian.

So, harus bagaimana?

Kita masih memiliki kehidupan. Kita masih mempunyai waktu untuk mempersiapkan kematian. Sama seperti orang-orang yang mengalami kejadian hampir meninggal, jika kita terus menerus merenungkan kematian kita, kita akan tergerak untuk menggunakan kehidupan kita yang sekarang untuk mempersiapkan kehidupan yang berikutnya.

Kenapa begitu? Apakah kita tidak boleh menikmati kehidupan kita yang sekarang saja? Boleh saja kita menikmati kehidupan kita yang sekarang, tapi apakah kita akan siap dengan konsekuensinya?

Banyak orang yang sangat fokus pada kehidupan yang sekarang, pada akhir hidupnya, merasakan sangat menyesal. Ketika di ambang kematiannya, mereka menyesal karena tidak siap meninggalkan kehidupan yang sekarang. Dan yang lebih parahnya, melakukan banyak karma buruk untuk menikmati kehidupan yang sekarang sehingga hampir pasti akan menuju ke alam rendah.

Kenapa kita harus memikirkan kehidupan mendatang? It’s very simple. Karena kita tahu kita tidak akan hidup lama, maksimal 100 tahun. Tapi sekarang sangat banyak orang yang sudah meninggal di umur 60 tahunan. Dan setelah itu, kita akan terlahir kembali dan mati dan lahir lagi dan mati dan lahir lagi. Berulang-ulang dan untuk waktu yang sangat lama.

Sebenarnya ini sama saja dengan berinvestasi. Jika kita memenangkan lotere 1 milyar, apakah kita akan habiskan saat itu juga? Atau kita akan investasikan lagi sehingga menghasilkan uang lebih banyak lagi? Ya kehidupan kita yang sekarang ini adalah modal uang lotere tersebut. Kita bisa menggunakan modal yang kita punya untuk mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik pada kehidupan-kehidupan berikutnya.

Perubahan orientasi hidup ini akan membawa kita untuk memanfaatkan kehidupan kita sekarang untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih mulia yaitu kehidupan mendatang yang lebih baik, pembebasan dari samsara dan pencapaian kebuddhaan. Ya modal kita yaitu kehidupan ini mempunyai potensi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan merenungkan kematian kita.

Mari berinvestasi menggunakan kehidupan kita sekarang untuk mencapai tujuan-tujuan yang mulia.

Sarwa Manggalam.

Saturday, December 5, 2015

Gaden Lha Gyama - Puja Peringatan Je Tsongkhapa

“Sungai-sungai Gangga sumpah para Bodhisattwa Terkandung di dalam sumpah menjunjung tinggi Dharma Suci” Demikianlah, apa pun basis kebajikan yang telah kukumpulkan, Semuanya didedikasikan untuk tersebar-luasnya Ajaran Buddha!
Merenungkannya, sesungguhnya ini takdir yang terpenuhi!
Sepenuh hatiku berterima kasih padamu, Oh Harta Kebijaksanaan nan Suci!
Dengan tujuan mengulurkan sebesar-besarnya kebajikanku sendiri
Serta menunjukkan pintu masuk tanpa kesalahan dengan cara yang sesuai Bagi banyak orang-orang beruntung yang memiliki kearifan yang jernih, Aku menuliskan pembelajaranku ini.
Dengan tumpukan besar kebajikan yang kuperoleh, Semoga semua makhluk, dengan cara yang sama, Mempertahankan disiplin tak terkalahkan Buddha, Dan memasuki jalan yang menyenangkan hati Para Pemenang!"
~Je Tsongkhapa, Takdir yang terpenuhi

Memperingati hari parinirwananya Je Tsongkhapa pada 05 Desember 2015 ini, warga KCJ melakukan puja bersama Gaden Lha Gyama, pembacaan Baris-baris Pengalaman dan teks Takdir yang Terpenuhi.

Semoga ajaran Je Tsongkhapa selalu menyinari jalan kita menuju pencerahan sempurna.
Semoga ajaran Je Tsongkhapa dapat selalu berkembang dan berjaya.

Untuk mengetahui Je Tsongkhapa lebih jauh, cek link: http://www.kadamchoeling.or.id/cs_team/je-tsongkhapa/