Monday, June 15, 2015

Lamrim, Indonesia dan Kita

Artikel ditulis oleh Hendra Wijaya, 08 Juni 2015

Lamrim dan Indonesia

Ajaran Agama Buddha yang begitu luas, konsisten dan mendalam telah disarikan dan disusun secara sistematis menjadi suatu tradisi penyajian ajaran yg disebut dengan “Lamrim” atau “Tahapan Jalan”. Ajaran Lamrin ditegakkan oleh guru Atisha Dipankara Srijnana melalui karyanya Bodhipathapradipa (Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan) atau Lamp of the Path to Enlightenment. Ajaran ini digubah atas permohonan orang-orang Tibet atas ajaran yang ringkas namun lengkap (dalam arti mengandung semua intisari ajaran Buddha), terstruktur, mudah dipraktikkan, dan dapat menuntun setiap orang menuju Kebuddhaan.

Nah, lalu apa hubungannya ajaran ini dengan Indonesia? Tentu saja sangat erat. Sebelum guru Atisha diminta oleh orang Tibet untuk menuliskan Lamrim, beliau sebenernya baru kembali dari Indonesia. Guru Atisha tinggal di Negara kita tercinta ini tepatnya di Sriwijaya. Beliau tinggal di Indonesia selama 13 tahun untuk berguru kepada guru besar ketika itu yaitu, guru Serlingpa Dharmakirti. Nama ini pasti sudah tidak asing lagi karena biasanya ada di buku sejarah ketika kita masih bersekolah dulu. Muncul rasa bangga ketika saya pertama kali mendengar hal ini karena ternyata Indonesia berperan sangat penting dalam melestarikan ajaran Buddha, dan merupakan fakta juga bahwa dulu ketika itu, agama Buddha berkembang sangat pesat, terutama ajaran Mahayana dan Tantrayana di bumi Indonesia ini. Fakta bahwa seorang Guru besar Atisha sampai datang jauh jauh ke Indonesia (beliau berlayar selama hampir 13 bulan) untuk belajar membuat kita bertanya, apa sih yang mau dipelajari dari guru Serlingpa?

Ternyata, beliau datang ke Indonesia untuk mempelajari bagian terpenting dari ajaran Mahayana, yaitu Bodhicitta. Bodhicitta artinya batin pencerahan, batin yang beraspirasi untuk mencapai Kebuddhaan demi semua makhluk. Inilah inti dari ajaran Mahayana. Beliau datang jauh jauh ke Indonesia karena di India ketika itu ajaran Buddha sudah merosot sehingga beliau datang ke Indonesia untuk mencari ajaran yang otentik dan tak terputus silsilahnya sejak Sang Buddha. Setelah lengkap menerima ajaran di Indonesia, beliau kembali ke India dan mengembalikan ajaran Buddha yang lengkap dan otentik disana. Agama Buddha kembali mengalami kejayaannya lagi disana ketika itu.

Lamrim dan Kita

Mengapa kita harus belajar Lamrim dan bukan ajaran yang lain?

Seperti kita ketahui bersama, ajaran Buddha sangatlah banyak dan luas. Lihat saja Tripitaka kita. Kita sebagai umat buddhis mengatakan bahwa kitab suci kita adalah Tripitaka. Tetapi pertanyaan saya, apakah kita sebagai umat buddhis memiliki Tripitaka dan membacanya secara rutin? Kita sama-sama tahu Kitab Suci Tripitaka sangatlah banyak, tidak banyak orang yang memiliki Tripitaka di rumahnya masing-masing karena dapat memenuhi satu ruangan. Belum lagi ketika kita berusaha membacanya kita juga akan dibuat pusing karena membaca Tripitaka itu tidak mudah karena banyak isinya merupakan percakapan dan terdapat kata-kata yang tidak bisa kita mengerti. Topik-topik yang dibicarakan pun tidaklah urut dan teratur, tidak seperti contohnya kurikulum sekolah kita. Butuh banyak waktu dan intelegensi yang tinggi untuk bisa mendalami ajaran Sang Buddha lewat Tripitaka. Apakah Anda punya Tripitaka dirumah dan rutin membacanya? Saya sih tidak. Tetapi saya punya Lamrim. Kenapa Lamrim?

Begini, coba pikir, apa tujuan sang Buddha mencapai pencerahan sempurna? Untuk mencari cara membebaskan semua makhluk dari penderitaan kan? Apakah semua makhluk termasuk kita? Harusnya iya. Nah, kalau begitu sebenarnya tujuan kita sebagai seorang umat Buddha adalah ingin mencapai pencerahan sempurna juga seperti yang sang Buddha lakukan. Berarti kita butuh metode bagaimana caranya mencapai pencerahan sempurna tersebut. Tentunya kita perlu membaca semua Tripitaka dan menemukan metode tersebut, tetapi apakah kita punya waktu dan kemampuan untuk memahami Tripitaka yang begitu banyak? Apakah kita sanggup melakukannya dalam kehidupan kita ini? Saya pikir tidak semudah itu. Nah disinilah Lamrim sangat membantu kita.

Lamrim memberikan kita metode terstruktur untuk mencapai pencerahan sempurna. Lamrim berisi ‘kurikulum’ akan topik-topik yang harus dipelajari oleh umat Buddha jika kita ingin mencapai pencerahan sempurna seperti Sang Buddha. Lamrim membagi umat Buddha kedalam 3 motivasi. Motivasi pertama adalah kehidupan yang akan datang bahagia. Kedua adalah ingin keluar dari samsara. Ketiga adalah pencerahan sempurna demi semua makhluk.

Semua orang yang mengaku dirinya seorang Buddhis haruslah memiliki minimal motivasi pertama. Kenapa begitu? Karena umat buddhis percaya adanya tumimbal lahir dan adanya hukum karma. Berarti kita yakin seyakin-yakinnya kalau kita mati, kita akan dilahirkan kembali bukan? Berarti kita harus bisa memastikan bahwa kehidupan kita berikutnya harus lebih baik lagi dari kehidupan kita yang sekarang. Topik-topik yang harus kita pelajari adalah kemuliaan terlahir sebagai manusia, kematian dan proses kematian, tiga alam rendah, mencari perlindungan, dan karma. Untuk memperoleh kehidupan akan datang yang baik kita hanya perlu memastikan bahwa kita mengerti topik topik diatas melalui 3 cara, belajar, merenung dan meditasi.

Motivasi kedua adalah ingin keluar dari samsara. Kenapa bisa ada motivasi kedua? Karena dia melihat bahwa kehidupan yang berputar putar ini sangat tidak menyenangkan, kita harus lahir, tua, sakit, dan mati disetiap kehidupan kita. Bayangkan kita harus lahir sebagai bayi, belajar berdiri, sekolah, pacaran, putus cinta, sakit hati, kuliah, mencari pekerjaan, menikah, punya anak, tua, sakit-sakitan dan akhirnya mati. Betapa menderitanya ini jika kita lakukan lagi dan lagi tanpa henti. Karena itulah ada motivasi kedua, ingin mencari cara untuk memutus lingkaran kelahiran ini untuk selamanya. Motivasi kedua ini juga kita sebut sebagai motivasi Hinayana (Theravada). Tujuan mereka adalah keluar dari samsara demi diri sendiri.

Lalu bagaimana dengan motivasi ketiga? Motivasi ketiga adalah mencapai pencerahan demi semua makhluk. Lanjut dari motivasi kedua, dia tidak hanya ingin membebaskan dirinya sendiri. Ada seorang ibu yang sangat dia cintai yang melahirkannya ke dunia ini dan membesarkannya hingga dia sekarang mampu untuk keluar dari samsara. Lalu dia juga berpikir di semua kehidupan lampau tentunya dia juga punya seorang ibu yang sangat dia cintai juga dan tentunya dia juga ingin ibu-ibunya ini mencapai pencerahan juga. Dan satu satunya cara untuk membebaskan diri dia sendiri dan semua makhluk ibu-ibu nya adalah jika dia mencapai pencerahan sempurna. Menjadi seorang Buddha. Tidak ada cara lain selain ini. Inilah motivasi ketiga. Atau motivasi Mahayana (Tibetan, Chinese, dll).

Kalau susah membayangkannya, bayangkan saja seperti kita sekolah dulu, harus melewati SD, SMP dan SMA. Sama seperti ini, motivasi ini harus dimiliki dan dilewati oleh umat Buddha. Inilah keunggulan Lamrim, tidak ada lagi umat Buddha yang terkotak-kotak oleh aliran ini dan itu. Setelah belajar Lamrim, kita akan mengerti bahwa semua aliran itu hanyalah jenjang pendidikan. Jenjang yang harus dilewati untuk mencapai Kebuddhaan. Jika umat Buddha Indonesia sudah mengerti lamrim, saya yakin umat Buddha akan semakin kuat dan bersatu demi kemajuan Buddha Dharma di Bumi Nusantara.

Sarva Manggalam.





Sunday, June 7, 2015

How to subscribe KCJ Calendar

Ikuti langkah2 di bawah ini dan Anda akan langsung mendapatkan jadwal Sojong dan acara KCJ lainnya...

Wednesday, June 3, 2015

Selamat Hari Waisak 2015 2559 BE!

"Pertama-tama Engkau menumbuhkan batin pencerahan, lalu merampungkan kedua pengumpulan -kebajikan dan kebijaksanaan- dengan perilakumu yang luas hingga menjadi pelindung mahkluk di masa ini, kami memujimu. (Bait 2)

"Setelah sepuluh bulan, Engkau dilahirkan sebagai Pangeran Sakya, di Taman Lumbini yang beruntung, tanda-tanda unggul yang dihormati oleh Brahma dan Sakra memastikan silsilah agungmu - bersujud pada perbuatan ini. (Bait 4)

"Untuk memperjuangkan upayamu sejak tak bermula, duduk di bawah pohon Bodhi di Magadha dalam postur tak tergoyahkan, Engkau tersadarkan sepenuhnya dalam pencerahan sempurna -sembah sujud pada perbuatan ini. (Bait 9)

"Untuk mendorong mereka yang malas untuk memasuki Dharma, di situs suci Kushinagar Engkau hancurkan ketanpa-matianmu, tubuhmu seperti vajra, memasuki Nirwana -sembah sujud pada perbuatan ini." (Bait 13)
~ Pujian kepada Buddha Sakyamuni


Selasa, 02 Juni 2015 Kadam Choeling Jakarta mengadakan Perayaan Waisak. Perayaan ini merupakan puncak dari segala rangkaian kegiatan pengumpulan kebajikan di Bulan Bajik ini.

Selama kurang lebih 4 jam, kami melakukan segala Puja dan Doa yang didedikasikan untuk umur panjang Guru-guru kami, kelancaran pembangunan Biara, komunitas kami, dan kelancaran praktik pribadi kami.

Mengundang Ladang Kebajikan
Dimulai pukul 10.00-12.30, KCJ melakukan puja Jorchoy Panjang dan Pujian pada Buddha Sakyamuni yang dilanjutkan dengan Sadhana Avalokitesvara dipimpin oleh YL Jo dan Eka Agustian sebagai Omzey.
Sadhana Avalokitesvara dipimpin oleh Eka Agustian sebagai Omzey

Ketika waktu menunjukan pukul 12.30, break makan siang. Setelah makan siang, kami lanjutkan dengan membaca mantram Tara Putih untuk umur panjang YM Dagpo Rinpoche dan diakhiri dengan Fangshen.

Makan siang bersama


Fangshen


Perayaan ini bukan menjadi akhir dari kegiatan pengumpulan kebajikan, melainkan kembali menjadi awal yang memberikan semangat besar dalam praktik kita.

Selamat Hari Waisak 2015 2559 BE!

Semoga semangat perjuangan dalam Dharma ini terus membara!


Sarva Manggalam.

Yes, This is Our Vesakh!



Bulan Waisak, bulan yang penuh kebahagiaan, bulan dimana Sang Pangeran lahir, mencapai pencerahan sempurna, dan parinibana. Bulan ini bukan hanya bulan yang penuh kebahagiaan, melainkan juga bulan yang penuh dengan perjuangan.

Mengapa begitu?

Ya, selama 2 minggu melakukan Atthasila dan 4 minggu melakukan pengumpulan mantram, serta pengumpulan komunitas mandala dan offering air. Kami membiasakan diri untuk melakukan banyak kebajikan dan menghindari perbuatan buruk dari ketiga pintu -pikiran, ucapan dan tubuh. Karena tidak terbiasa, hal ini menjadi sebuah perjuangan. Namun perjuangan yang menyenangkan. Karena kami tahu, apa yang kami lakukan memiliki sebuah tujuan mulia, yaitu menyelesaikan segala latihan penyempurnaan diri.

Berikut testimoni dari warga KCJ yang menjalankan kegiatan di bulan bajik ini:

"Dari berbagai aktivitas bajik yg dilakukan selama bulan bajik, yg paling berkesan adalah Atthasila selama 2 Minggu.
Berasa karena biasanya Atthasila hanya sehari atau maksimal tidak lebih dr seminggu.
Setelah masa Atthasila lewat pun, masih terasa kontrol batinnya. Contohnya, biasanya craving banget sama yang namanya makanan, sekarang mau makan jadi otomatis set motivasi, makan karena atau perut lapar atau mulut lapar?
Yang biasanya gampang marah, sekarang lebih mawas diri.
Ya itu hanya sedikit contoh saja, masih banyak manfaat lainnya.
Kalau boleh saran, jika perlu sering2 bikin event sejenis, tanpa menunggu waktu/event tertentu, misalnya demi pembangunan biara lancar, dedikasikan (semisal) 3 hari Atthasila khusus biara, bisa jg didedikasikan utk umur panjang Guru, orang tua, ataupun orang lain yang sedang kesusahan dll., fun isn't it?
Rejoice buat semua yg sudah berusaha keras dalam pengumpulan kebajikan ataupun mengadakan acara agar org semua bisa melakukan kebajikan selama bulan bajik ini.
Sarva Mangalam."
~Eka Agustian

"Aku gak permah atthasila selama ini.  Ternyata lapar kalau gak makan malam, berat badan sampai turun 2.5 kg. Tapi kalau ada kesempatan berikutnya, mau atthasila lagi.
Saat perayaan Waisak ramai sekali orang yang datang, terasa seperti tahun baru."
~Siskawati Suparmin
 

"Waisak 2015 adalah waisak pertama saya diluar Palembang. Komunitas membuat saya merasa tak pernah benar-benar jauh dari rumah. Semangat menjalankan bulan bajik, bersama mengambil sila hingga ditutup dengan Puja bersama, ada rasa haru, gembira dan kehangatan. Waisak tahun ini menjadi bermakna ketika keluarga besar ini terbukti memiliki hati dan tujuan yang sama dalam hidup..
Semoga setiap hari berikutnya bisa seperti hari-hari dalam bulan bajik,
Semoga semangat waisak tak hanya hari ini.."
~Tanty

"Yang berkesan: Ngejar target yang di bulan biasa sangat sulit dan mempertahankan semangat sela bulan bajik.
Yang dirasakan: Latihan selama bulan bajik membuat Buddha ada, dan selalu hadir. Dan malu karena bolong bolong, namun Buddha dan guru memberikan kesempatan purifikasi, and its touching..."
~Dr Andri Kurnia

"Bulan bajik ini bagi saya seperti angin sejuk di 'gurun' Jakarta yang dipenuhi dengan kemacetan, stress dan kesibukan duniawi. Jujur saya sangat terkejut dengan semangat, energi dan antusiasme komunitas KCJ yang semakin terpancar selama bulan bajik dan waisak tahun ini."
~Satria Anggaprana

"Saia pribadi sungguh2 berterima kasih atas kebaikan hati Suhu dan Sangha KCI dan tentu saja ko Bule karena KCJ bisa mengadakan Sojong di momen2 waisak ini. Sojong adalah Hadiah terbaik untuk merayakan waisak. Perayaan kali ini memberikan suatu harapan baru, kesempatan berharga, dorongan semangat untuk memperbaiki praktek yg slama ini buanyak bolong nya.. Ternyata saia masih bisa diselamatkan, demikian juga Kamu.. :)"
~Sury

"Bagi aku yang penting ada dua: yang pertama, selagi situasi memungkinkan (selagi ingat, ketika kondisi mendukung ada, dll) maka kita gunakan untuk berbuat kebajikan sebanyak mungkin (mumpung bisa), dan kemudian yang kedua adalah mengusahakan agar tidak ada kemerosotan dalam hal kualitas dan kuantitas kebajikan yang dilakukan apabila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.
Jadi tahun ini, aku melanjutkan tradisi pengambilan Sila Uposatha Mahayana yang aku mulai 2 tahun yang lalu berkat program bulan kebajikannya KCI. Aku sangat berterima kasih ke komunitas KCI yang sudah memperkenalkan tradisi ini ke aku. Meskipun tidak bisa sempurna (setiap hari pasti at least ada satu-dua sila yang kelanggar) tapi aku yakin sekecil apapun kebajikan yang terkumpul jauh lebih baik daripada ga sama sekali.
Sangat rejoice dimulai dengan H-1 Waisak kita diperkenalkan lagi dengan sebuah tradisi bajik yg baru berupa praktik sojong purifikasi. Kemudian semakin rejoice juga pada hari H Waisak, banyak kebajikan yang bisa dilakukan bersama. Khususnya sangat sangat terharu sekali ketika 50 orang lebih melakukan sadhana Avalokiteshvara bareng di center. Aspirasi Suhu agar para Bodhisatva dan makhluk-makhluk suci dapat memenuhi center pada hari Waisak benar-benar terwujud! Rejoice tambah memuncak ketika hari bajik ini juga berhasil ditutup dengan sangat bajik pula melalui Puja Protektor pas detik-detik Waisak, aku yakin Shri Devi akan melindungi dan membantu kita memyempurnakan praktik kita untuk mengikuti jejak Guru Agung Buddha Sakyamuni.
Terima kasih untuk Suhu dan komunitas."
~Johnson Khuo



Semoga kebajikan yang dilakukan ini dapat menjadi sebab bagi ramalan pencerahan kita. Bersama-sama dalam komunitas penganut jalan Bodhisatva ini untuk saling mendukung dan saling mengingatkan dalam praktik Dharma.

This is our vesakh, how about you?

Monday, June 1, 2015

Sojong, Praktik Purifikasi bagi para penempuh jalan Bodhisatwa

"Tradisi Sojong untuk umat awam ini sepertinya, seingat dan sepengetahuan saya, sojong lay pertama di seluruh komunitas tibetan yang ada di dunia, bahkan center Rinpoche di perancis tidak ada, FPMT yang sebesar itu tidak ada. Berkat request dari Suhu dan berkah Rinpoche yg sangat mendukung praktik sutra-tantra di Indonesia, semua ini bisa terwujud."
~YM Anton & YL Jo

Sebagai rangkaian di bulan bajik ini, Senin, 01 Juni 2015, komunitas KCJ melakukan Sojong untuk yg pertama kalinya. Sojong sendiri berarti praktik pengakuan dan purifikasi yang sangat kuat sekali, bagi pelanggaran umum, pelanggaran Sumpah Bodhisatva, dan pelanggaran Sumpah Tantra. Sojong biasanya dilakukan oleh para Sangha, namun berkat ijin dan kebaikan hati Sang Guru, umat awam di KCI dapat melakukan Sojong.

"Disinilah letak keunikan dari komunitas KCI dimana Sangha monastik dan umat awam sama-sama berpraktik. Praktik sojong hanya bisa dilakukan di komunitas, tidak bisa dilakukan sendiri2 di rumah seperti misalnya mengambil atthasila atau purifikasi pribadi. Semakin ngeh makna kata "Sangha/komunitas", semakin terasa pula kekuatan komunitas Dharma yang sebenarnya, komunitas yang saling menjaga praktik satu sama lain, saling mengingatkan dan mendukung."

~Lenny Hidayat

54 orang anggota KCJ melakukan Sojong ini, semoga dua kali tiap bulannya pada penanggalan 1 dan 15 Tibet, anggota yang melakukan Sojong ini bisa terus bertambah. Bersama sama mempurifikasi begitu banyak karma buruk dan penghalang yang menghalangi jalan Bodhisatwa kita.