"Perjuangan mendapatkan center baru ini tidaklah mudah... Mungkin terlihatnya cari center mudah hanya pindah-pindah saja. Namun dibalik ini ada suatu perjuangan yang sangat hebat.
Suhu bilang kalau kita mau KCJ berkembang, kita harus cari tempat yang besar. Awalnya kita mau beli Center, tapi karena uangnya gak cukup, kita sewa aja.
Jadi akhirnya kita memulai pencarian center. Udah beberapa kali ganti kepala tim, sampai akhirnya ketemu juga center ini.
Selain itu, renovasi dan pindahan tidak mudah. Kita
harus melihat sebelum center menjadi seperti ini. Bocor dimana-mana,
air merembes, air super kotor, dllnya. Setelah renovasi 2 bulan lamanya,
dengan biaya yang tidak sedikit pula, kita bisa memiliki center yang
begitu nyaman, luas dan serasa seperti rumah kita sendiri.
Pindahan
juga perjuangan yang sangat berat. Diawali dengan hanya ada 5 orang
yang pindahan, sampai ada cukup banyak orang yang membantu. Mengangkut
lemari, kulkas, rupang dari slipi ke kebon jeruk. Dinaikkan ke lantai 2.
Spesial thanks untuk Eka Agustian dan Yuwen yang tidak pernah bolong sekalipun untuk membantu pindahan. Dan juga teman-teman lain yang udah membantu, yang gak bisa disebutin satu per satu.
Benar-benar lelah banget kemarin-kemarin ini... Weekday harus kerja, weekend harus pindahan.. bener-bener gak ada waktu untuk istirahat banget.
Tidak disangka banget hari ini kita bisa makan-makan merayakan pindahan kita.
Center ini udah bukan center dengan biaya sewa yang cukup murah. Kalau dulu center slipi 20 juta per tahun, sekarang itu 80 juta per tahun. Jadi dihitung-hitung per minggunya uang 2jt itu melayang.
Jadi tanggung jawabnya lebih besar. Mungkin bukan masalah jumlah ya. Kalau uang kita pasti bisa. Tapi ya kan sayang duit melayang. Buat apa orang dana.
Jadi kita harus berjuang, lebih serius, gak bisa main-main lagi, gak bisa lg take it for granted..
Anggap saja rumah sendiri, ada teman-teman yang bisa berbagi.
Kita harus serius berpraktik, mengembangkan diri, mengembangkan center ini supaya membantu orang-orang di sekeliling kita."
~ Cindy Pao (Gubernur Kadam Choeling Jakarta)
"Center Jakarta awalnya bukan di Slipi ya. Waktu itu tahun 2006, Suhu tanya, kalian anak Jakarta butuh center gak sih? Kami bilang butuh. Jadi awalnya di Meruya, waktu itu diawali Bule yang start up usaha baru. Sama beberapa orang yaitu Hety, Attha, Fery, dkk. Waktu ada sekitar 15 orang. Alumni UI, Pancasila, ada juga beberapa anak Tangerang. Abis itu vakum beberapa tahun.Setelah Aku pindah ke Slipi sama kakakku, karena terpikir kita butuh tempat, kita cari akhirnya. Kita puja untuk cari tempat baru. Akhirnya ketemu di center Slipi. Jadi dulu kesannya Islami sekali, ada banyak tulisan Allah, jadi sepertinya tempatnya terbekahi. Jadi kita coba dulu untuk adain kelas disana. Diawali 5 orang saja. Eh, ternyata berdatangan orang-orang, ada Kevin, Kumala, adek Kumala, ada juga yang hijrah dari Bandung, jadinya banyak deh. Akhirnya minta Suhu.Suhu liat tempat ini dan ditanyakan ke Rinpoche. Rinpoche lihat alamatnya terus di-mo dan hasilnya favorable.
Ada center berarti kita butuh dewa bumi dan kebetulan ada dewa bumi yang hijrah ke Jakarta. Dan ternyata bener, namanya dewa bumi ya, yang namanya menjaga. Jadi karena hatinya sudah disini, jadi melobi Ucup untuk jadi dewa bumi dan juga Pao2 untuk jadi gubernur.
Setelah itu center berkembang, ada Nami, Yuwen, Mao2 yang stay, berkembang dengan baik karena ada yang ngopenin. Karena Suhu lihat KCJ berkembang dengan baik. Jadi Suhu memberikan kesempatan bagi kita, kita mau apain tempat ini
Kalau dulu panas, pengap, pas puja Tara apalagi. Kalau dulu Meruya masalah jarak, terus pindah ke Slipi gak dikomplain tapi panas pengap. Disini besar, gak panas, tapi banjir kalau musim hujan.
Pencarian tempat ini luar biasa. Awalnya ketuanya Hety, terus diganti sama Ledy ya. Karena Ledy, semua bergerak. Semua takut sama Ledy. Tim pencarian lokasi yang sudah bisa dibilang
mengelilingi seluruh belahan Jakarta, ada 30 tempat. Kita butuh tempat yang baik,
besar, namun harus murah. Dimana rata-rata harga ruko adalah 200 juta
per tahun, kita berusaha mencari ruko dengan harga yang bahkan kurang
dari setengahnya. Cari ruko banyak, tapi yang murah sulit banget. Jadi sempet desperate, waktu itu kepikiran udah ruko Hety aja.
Jadi pas pulang lihat daerah kebon jeruk, selama ini gak pernah merhatiin. Jadi minta tolong Viriya, karena tinggalnya di Taman Aries. Jadi di scout semua sama Viriya ruko-ruko daerah sini, dari pagi sampai malam. Kan Viriya tampang juragan, makmur kan tuh.
Setelah dixcari, ketemulah ruko ini, waktu negosiasi, ada Viriya, Pao, Ledy, ada Yulimus juga yang tanda tangan kontrak ini.
Tim renov ini udah kena marah sama Suhu ya. Bukannya marah gimana ya, tapi kita harus memenuhi ekspektasi Suhu. Kita harus membangun identitas kita disini. Jadi tempat ini bukan hanyasebagai tempat belajar, tapi juga tempat mengekspresikan diri. Yang paling penting adalah kumpul-kumpulnya. Kita harus dateng karena ada kelas Dharma nih. Tapi karena kita menjalin persahabatan, mengenal banyak orang, dan juga menggunakan waktu kita sebaik-baiknya. Jakarta kerasa kan panas hawanya. Panas dalam artian kejam, semua orang berpikir uang, how to get welfare. Jadi karena itu kita di Jakarta sangat butuh setetes Dharma. Apalagi yang dari bandung, berasa kan bedanya.
Aku gak bisa dampingin setiap saat, tapi gabung di grup, jadi aku tetap bisa ngerasain, happy banget.
Protokolnya berasa. Dulu di Slipi gak ada altar, terus ada altar, sekarang penyambutan Rupang. Itu luar biasa. Jadi kita perlu REJOICE untuk ini, Karena kita punya full set up Altar dan Suhu sangat memikirkan ini, jadi desain ruangan ini sangat detail. Dan taneman juga Spathipillum dikirimkan oleh Suhu.
Jadi fasilitas disini ada hall, tempat untuk bikin Tsa2, dapur, 3 kamar yang available, 2 kamar untuk dewa bumi dan 1 untuk Suhu. Udah ditempatin semua. Ada 3 dewa bumi, ada Eka Agustian, Fendy Chandra sama William Wijaya."
~
Lenny Hidayat (Rakai Wira Kadam Choeling Indonesia)
Paragraf diatas adalah sepatah dua patah kata dari Cindy Pao dan Lenny Hidayat pada acara
Penyambutan Rupang Minggu, 16 Maret 2014 kemarin.
Acara ini diawali dengan adanya Fangshen, yang kemudian di lanjutkan
dengan makan-makan bersama dan gulung mantram bersama sebagai tanda
selesainya pindahan ke Center yang baru.
|
Fangshen |
|
Makan-makan dan Gulung Mantram bersama
(Kalau makan doank gak gulung mantram, BUNCIT!!)
|
Dan kemudian ke acara puncaknya, yaitu penyambutan Rupang Buddha dari
Bandung, yang merupakan donasi dari seseorang yang tidak disebutkan
namanya. Penyambutan Rupang ini disambut dengan upacara kecil oleh warga
KCJ yang hadir.
|
Persiapan Penyambutan Rupang Buddha |
|
Penyambutan Buddha |
|
Namaskara pada Buddha yang baru hadir setelah menempuh perjalanan jauh
Setelah itu Gubernur Kita memberikan sedikit kata sambutan, saking terharunya atas keberhasilan dalam pindahan ini, Pao2 sampai menangis haru...
Setelah itu dilanjutkan juga sambutan oleh Lenny Hidayat...
|
|
Sambutan dari Gubernur Jakarta dan Rakai Wira |
Akhirnya pindahan Center Jakarta selesai juga...
Penuh dengan air mata perjuangan... Dibangun dengan usaha yang begitu gigih..
Oleh karena itu ayo kita bersama-sama, anggap sebagai rumah kita
sendiri..
Bukan tempat sebagai beban, tapi memang tempat kita untuk
bercerita dan berbagi.. kita merupakan komunitas, pengembangan diri,
oasis di padang gurun jakarta, di rimba yang penuh kekejaman.
Jangan malu-malu, jangan segan untuk saling berbagi, bermain bersama...
Dan juga jangan malas untuk mengembangkan diri kita demi mencapai tujuan akhir kita yaitu keBuddhaan...