Artikel ditulis oleh Yanto Tanuwijaya
Yes.. All roads lead to this yaitu kematian. Kedengarannya sangat pesimis sekali. Tapi jangan khawatir, sebenarnya ini adalah artikel yang sangat optimis. Keep reading..
Ketika kita berbicara mengenai kematian, tentu saja kita harus membicarakan tentang kehidupan juga. Ini adalah dua sisi mata uang yang sama dan tentu saja sangat berkaitan erat. Mengapa sangat berkaitan erat? Bukannya dua hal ini adalah dua peristiwa yang sangat berbeda?
Karena kematian akan mempengaruhi kehidupan dan juga sebaliknya, kehidupan akan mempengaruhi kematian. Ketika kita mengalami sebuah kejadian yang hampir merenggut nyawa kita, apakah itu sebuah kecelakaan atau vonis dokter yang mengatakan kita tidak akan hidup lebih lama lagi, tingkah laku kita akan berubah. Kita akan memikirkan hal yang berbeda dari kehidupan kita.
Kita akan memikirkan bagaimana kehidupan kita. Apa yang sudah saya lakukan dalam kehidupan ini? Apakah banyak yang baik atau banyak yang buruk? Kita mencoba mencari cara untuk memanfaatkan kehidupan yang kita punya sekarang. Sebelum waktunya habis.
Banyak orang yang mengalami perubahan setelah mereka mengalami kejadian-kejadian seperti ini. Kebanyakan adalah hal-hal yang positif. Bukan menjadi mendendam tapi malah menjadi lebih memaafkan. Bukan membenci malah menjadi berwelas asih. Ini adalah transformasi positif terhadap kehidupan kita dari kejadian hampir meninggal.
Oleh karena itu, salah satu yang harus direnungkan setiap hari adalah mengenai kematian khususnya kematian kita sendiri. Jika melihat sebuah fenomena kematian, apakah di koran atau melihat ada makhluk yang mati, kita harus merefleksikan fenomena kematian itu terhadap diri kita sendiri. Kita tahu bahwa kita juga pasti akan mati dan kita juga tidak dapat menentukan kapan kita akan mati.
Sebuah kutipan dari Kumpulan Ucapan-ucapan yang Menggembirakan yang bisa dilihat pada Pembebasan di Tangan Kita jilid 2:
Diantara sekian banyak orang yang terlihat saat fajar,
Beberapa di antaranya tidak akan terlihat lagi ketika malam menjelang
Di antara banyak orang yang terlihat pada malam hari
Beberapa di antaranya tidak akan terlihat lagi ketika subuh menjelang
Kutipan ini benar-benar menggambarkan kondisi kita saat ini. Kita tidak mempunyai kontrol sama sekali atas kematian kita. Kita belum bisa lepas dari kematian.
So, harus bagaimana?
Kita masih memiliki kehidupan. Kita masih mempunyai waktu untuk mempersiapkan kematian. Sama seperti orang-orang yang mengalami kejadian hampir meninggal, jika kita terus menerus merenungkan kematian kita, kita akan tergerak untuk menggunakan kehidupan kita yang sekarang untuk mempersiapkan kehidupan yang berikutnya.
Kenapa begitu? Apakah kita tidak boleh menikmati kehidupan kita yang sekarang saja? Boleh saja kita menikmati kehidupan kita yang sekarang, tapi apakah kita akan siap dengan konsekuensinya?
Banyak orang yang sangat fokus pada kehidupan yang sekarang, pada akhir hidupnya, merasakan sangat menyesal. Ketika di ambang kematiannya, mereka menyesal karena tidak siap meninggalkan kehidupan yang sekarang. Dan yang lebih parahnya, melakukan banyak karma buruk untuk menikmati kehidupan yang sekarang sehingga hampir pasti akan menuju ke alam rendah.
Kenapa kita harus memikirkan kehidupan mendatang? It’s very simple. Karena kita tahu kita tidak akan hidup lama, maksimal 100 tahun. Tapi sekarang sangat banyak orang yang sudah meninggal di umur 60 tahunan. Dan setelah itu, kita akan terlahir kembali dan mati dan lahir lagi dan mati dan lahir lagi. Berulang-ulang dan untuk waktu yang sangat lama.
Sebenarnya ini sama saja dengan berinvestasi. Jika kita memenangkan lotere 1 milyar, apakah kita akan habiskan saat itu juga? Atau kita akan investasikan lagi sehingga menghasilkan uang lebih banyak lagi? Ya kehidupan kita yang sekarang ini adalah modal uang lotere tersebut. Kita bisa menggunakan modal yang kita punya untuk mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik pada kehidupan-kehidupan berikutnya.
Perubahan orientasi hidup ini akan membawa kita untuk memanfaatkan kehidupan kita sekarang untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih mulia yaitu kehidupan mendatang yang lebih baik, pembebasan dari samsara dan pencapaian kebuddhaan. Ya modal kita yaitu kehidupan ini mempunyai potensi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan merenungkan kematian kita.
Mari berinvestasi menggunakan kehidupan kita sekarang untuk mencapai tujuan-tujuan yang mulia.
Sarwa Manggalam.
setuju banget. harus lebih banyak lagi artikel artikel yang begini kedepannya..berani membicarakan kematian
ReplyDelete