BODHISATTVA VOWS
A PRACTICAL GUIDE TO THE SUBLIME ETHICS OF THE MAHAYANA
Dharma Class on 12 July 2015 by Eka Agustian
Siapa yang mengambil ikrar ini?
Siapa pun yang telah mengambil Sumpah Bodhisattva belum tentu seorang Bodhisattva dan seorang Bodhisattva belum tentu telah mengambil Sumpah Bodhisattva. Contoh dari seorang Bodhisattva asli yang tidak mengambil sumpah Bodhisattva adalah seseorang yang telah mencapai batin pencerahan (Bodhicitta) secara nyata dan mempelajari ketiga macam disiplin moral namun meragukan dirinya mempraktikkan latihan-latihan sempurna dan karena dia hanya ingin berlatih secara sempurna maka dia memutuskan untuk sementara tidak mengambil sumpah Bodhisattva dulu.
Apakah kita perlu mengambil Sumpah Bodhisattva dan adakah yang sudah merasa siap mengambil Sumpah Bodhisattva?
Belum ada yang siap, namun kita diinstruksikan untuk mengambilnya. Apa yang kita andalkan kemudian? Kepercayaan terhadap Guru kita.
Konsekuensinya apa? Setiap sumpah pasti ada konsekuensinya. High Risk, High Gain. Dengan perbuatan yang sama dengan orang yang mengambil sila dengan orang yang tidak mengambil sila, hasilnya berbeda.
Kita tahu kilesha apa saja yang kita miliki, seringkali kita merasa 'bohwat', merasa tidak berdaya menghadapinya. Misalnya kita merasa malas, Saya merasa kita harus punya pengikat diri kita yaitu Sumpah ini.
Sumpah ini tidak berakhir dalam satu kehidupan saja, kita bisa mengambil di kehidupan ini dikarenakan kita pernah mengambilnya di kehidupan lampau. Sumpah ini tidak akan berhenti sampai kita mencapai Kebuddhaan.
Apa tujuan Sumpah Bodhisattva ini?
Sila yang diambil ini melatih diri kita untuk dapat mementingkan orang lain dan menurunkan ego kita sendiri, melakukan kebajikan, tidak melakukan ketidakbajikan, dan menolong semua mahkluk.
18 Pelanggaran Utama:
1. Memuji diri sendiri dan meremehkan orang lain
- Objek: Orang lain di luar diri kita (seorang manusia, dapat mengerti yang kita bicarakan) Jika kita berbicara pada diri sendiri atau kepada seekor hewan pelanggaran tidak terjadi- Kata-kata yang kita ucapkan: Melebih-lebihkan, mengada-adakan (dusta) akan kualitas yang kita miliki; merendahkan, caci maki/cemoohan terhadap orang lain yang memiliki kualitas.
- Motivasi di balik tindakan: Kemelekatan dan kecemburuan/iri hati terhadap materi yang dimiliki orang lain atau kehormatan/reputasi. Namun apabila perbuatan memuji diri sendiri dilakukan atas motivasi untuk memperoleh sesuatu untuk dipersembahkan pada Triratna atau untuk orang lain, hal ini bukan merupakan suatu pelanggaran.
- Bagaimana apabila kita kesal/ marah dan kemudian curhat ke teman? Seringkali kita mengajak orang lain agar orang lain setuju dengan kita. Apakah itu merupakan suatu pelanggaran? Bisa jadi.
2. Tidak memberi harta (uang) atau Dharma
- Objek: Seseorang yang memohon yang benar-benar membutuhkan materi dan Dharma. Orang ini haruslah tidak mempunyai orang lain yang dapat membantunya, kita menjadi satu-satunya harapannya. Permohonan haruslah dilakukan dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat.- Apa yang dimohon yaitu materi dan Dharma. Pengecualian untuk materi adalah barang-barang yang berbahaya bagi diri kita dan orang lain, seperti racun, narkotika, dll.
Apabila seseorang meminta narkotika dan tidak mendapatkannya, bukankah dia menderita? Kita harus dapat melihat dalam jangka panjang apakah dapat membahayakan dia. Namun kita harus mempertimbangkan orang tersebut, apabila kita memberikannya dengan motivasi agar dia dapat bertahan hidup dan kemudian dapat ditolong dan dibawa ke dalam jalan Dharma, itu bukanlah pelanggaran.
- Subjek: Orang yang berkapasitas memberi. Kita memiliki apa yang dimohon.
- Motivasi: Kekikiran
3. Tidak menerima permintaan maaf orang lain atau karena marah menyerang orang lain
- Objek: Orang yang meminta maaf adalah manusia yang meminta maaf di waktu dan cara yang tepat- Motivasi: Kemarahan dan dendam
- Penolakan penyesalan atau menolak untuk memaafkan.
4 faktor pengikat:
- Tidak menganggap tindakan itu salah- Tidak punya punya keinginan untuk tidak mengulang kesalahan, bahkan ingin melakukannya lagi
- Senang melakukan tindakan tersebut
- Tidak mempunyai rasa malu
0 comments:
Post a Comment